Mencintai diri sendiri (self-love) merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan individu. Kemampuan mencintai diri sendiri melalui penerimaan akan keadaan diri, menghargai, hingga memperlakukan diri dengan baik perlu dilakukan agar tercapainya individu yang sehat secara mental. Hal inilah yang melatarbelakangi dua mahasiswa psikologi UNP dalam menghasilkan karya berupa video yang kemudian mengantarkan mereka pada prestasi.
Melalui video berjudul “Hampir Hilang, Tapi Aku Bernapas Lagi”, Zakhia Adilla dan Nirwana ingin menyebarluaskan terkait cara mencintai diri (self-love) yang benar. Zakhia dan Nirwana menjelaskan konsep video yang mereka buat dengan rinci. “Video tersebut menampilkan kisah seorang tokoh utama yang merasa dirinya tidak sempurna dan tidak mampu mencintai dirinya sendiri. Ia merasa tidak berguna dan tidak layak hidup. Pada suatu titik, ia pingsan dan berada di ambang kematian, arwahnya hampir pergi. Namun ketika “dirinya” terbangun, ia mulai sadar bahwa ia tidak boleh menyerah dan tidak seharusnya mati. Tokoh utama kemudian kembali tersadar di dunia nyata dan mencoba menjalani aktivitas seperti biasanya, yaitu berangkat ke kampus. Meski begitu, selama perjalanan ia masih merasa tidak aman dan tidak nyaman. Ingatan-ingatan buruk tentang dirinya terus menghantui, membuatnya merasa sendirian dan tidak berarti. Hingga akhirnya, datang seorang teman yang peduli. Temannya mengajak tokoh utama melakukan teknik box breathing, yaitu menarik napas 4 detik, menahan napas 4 detik, menghembuskan napas 4 detik, dan menahan kembali 4 detik. Teknik ini diulang hingga tubuh dan pikiran terasa lebih tenang. Box breathing sangat cocok dilakukan saat merasa tidak aman, tidak nyaman, atau sedang kewalahan, baik dilakukan sendiri maupun bersama orang lain”. Lebih lanjut, mereka juga memaparkan “video ini menyiratkan pesan yang indah, bahwa self-love bukan hanya tentang menjadi kuat sendirian, tetapi juga tentang bersedia menerima bantuan dari orang-orang yang tulus peduli. Video ini ditutup dengan butterfly hug, simbol penerimaan diri dan proses penyembuhan”, jelas mereka.
Video karya dua mahasiswa ini diikutsertakan pada kegiatan PERSPEKTIF 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian lomba dan seminar psikologi yang diselenggarakan Badan Pengurus Himpunan Mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (HIMA FK UNAND). Mengusung tema “It’s You: The One You Should Love”, kegiatan ini dilaksanakan atas dasar maraknya isu kesehatan mental yang beredar di masyarakat, khususnya terkait “self-love“.
Kegiatan lomba ini menyasar peserta mahasiswa aktif S1/sederajat dari seluruh perguruan tinggi di wilayah Sumatera. Lomba sendiri dilaksanakan sejak 16-20 Oktober (pendaftaran lomba tahap 1) dan 21-23 Oktober (pendaftaran lomba tahap 2). Selanjutnya, pengumpulan karya dilakukan pada 18-29 Oktober, dilanjut dengan masa penjurian pada 30 Oktober hingga 3 November, dan pengumuman pemenang pada 8 November. Zakhia dan Nirwana menjelaskan “tidak ada proses seleksi yang rumit pada perlombaan ini, karena untuk mengikuti lomba hanya perlu seleksi administrasi dan kemudian pengumpulan karya. Penilaian juara 1, 2, dan 3 dilakukan oleh juri, sedangkan untuk juara favorit dihitung berdasarkan jumlah like terbanyak pada postingan instagram akun perspektif unand”.
Melalui bimbingan dari dua orang dosen Psikologi UNP yakni Zulian Fikry, M.A. dan Gumi Langerya Rizal, M. Psi, Zakhia dan Nirwana menorehkan dua prestasi sekaligus pada lomba ini. Tidak hanya meraih Juara 1, video “Hampir Hilang, Tapi Aku Bernapas Lagi” juga mendapatkan juara favorit pada ajang perlombaan ini.
Prestasi ini tentu membawa kebanggaan tersendiri bagi Zakhia Adilla dan Nirwana. “Kegiatan ini sangat bermanfaat dan bermakna bagi masyarakat luas. Beredarnya isu-isu self-love di media sosial seringkali disalahpahami oleh orang-orang. Sehingga, persepsi masyarakat awam mengenai self-love perlu diluruskan kembali. Video edukasi yang kami buat mengajarkan bahwa self-love bukan hanya memberikan hal-hal mewah kepada diri kita, tetapi juga berarti menerima kekurangan diri dan memiliki keinginan untuk sembuh dengan cara menerima bantuan dari orang lain”, ungkap Nirwana.
Selanjutnya, Zakhia Adilla juga menuturkan “Kegiatan PERSPEKTIF 2025 ini benar-benar membuka ruang refleksi yang penting, terutama bagi generasi muda yang sering merasa harus selalu baik-baik saja. Lewat proses pembuatan video ini, saya belajar bahwa self-love bukan tentang tampil kuat di depan semua orang, tetapi tentang berani mengakui luka, menerima kelemahan, dan memberi kesempatan bagi diri sendiri untuk pulih. Kita tidak selalu harus menghadapi semuanya seorang diri kadang, justru dengan membuka diri pada orang yang peduli, kita menemukan kembali napas dan arah untuk melanjutkan hidup”. Baik Nirwana dan Zakhia Adilla, keduanya berharap semoga pesan ini bisa sampai kepada siapapun yang sedang berjuang untuk mencintai dirinya sendiri dengan cara yang lebih sehat” (rhmhrv).